Macam-Macam Jurnal Refleksi Dwiminggu Pendidikan Guru Penggerak - Portofolio Tubagus Rangga Efarasti

Breaking

Kamis, 31 Agustus 2023

Macam-Macam Jurnal Refleksi Dwiminggu Pendidikan Guru Penggerak

Macam-Macam Jurnal Refleksi Pendidikan Guru Penggerak

A. Pendahuluan

Bapak/ Ibu Calon Guru Penggerak,
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.

Seperti apakah refleksi yang bermakna itu?
  • Kegiatan berefleksi dapat diibaratkan seperti bercermin di air. Pantulan baru dapat terlihat jelas jika permukaan air tenang dan jernih. Ketika kondisi hati masih berkecamuk, sebaiknya kita menunggu dan mengendapkan pengalaman agar dapat berefleksi dengan mendalam.
  • Refleksi perlu beranjak dari sekadar menuliskan kembali materi/pengetahuan yang sudah didapat. Lebih dari itu, materi tersebut perlu dikaitkan dengan proses yang terjadi dalam diri. Misalnya, apa yang membuat materi tersebut membekas di pikiran saya? Apa peristiwa dalam hidup saya yang berhubungan dengannya? Apa kaitan materi ini dengan diri saya sebagai seorang penggerak? Bagaimana saya akan menggunakan materi ini untuk murid saya?
  • Refleksi adalah momen untuk berdialog dengan diri sendiri dalam memaknai peristiwa. Karena itu, ceritakanlah pengalaman dan pemikiran yang Anda alami sendiri. Bukan apa yang dialami, dipikirkan, atau dikatakan oleh orang lain.
  • Refleksi bermakna adalah refleksi yang jujur dan mendalam. Tidak hanya pengalaman dan pemikiran positif yang bisa ditulis. Kuncinya, sertakan emosi dalam menuliskan refleksi. Roda emosi Plutchik di bawah ini memberikan gambaran betapa kayanya perasaan yang manusia rasakan.
Sumber: bit.ly/2d5PGN | diterjemahkan oleh Ivan Lanin (2009)


Sama halnya dengan keterampilan lainnya, menulis jurnal refleksi pun perlu latihan dan pembiasaan agar dapat dirasakan manfaatnya. Selama program, Anda akan mendapat kesempatan untuk menuliskan refleksi setiap dua minggu sekali. Pada awalnya, mungkin tidak mudah untuk menuangkan gagasan reflektif ke dalam tulisan. Karena itu, untuk membantu Anda, kami menyajikan beberapa model refleksi yang dapat Anda gunakan. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di setiap model tersebut berfungsi untuk memandu Anda dalam mencurahkan isi pikiran dan perasaan Anda. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut dalam bentuk paragraf (tidak dalam poin-poin bernomor). Cobalah untuk memvariasikan model yang berbeda di setiap tulisan. Selamat berefleksi!

B. Macam-Macam Jurnal Refleksi

Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, dan Future) / 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran. dan Penerapan)
4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):
  1. Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
  2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.
  3. Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
  4. Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Model 2: Model Driscoll
Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001). Model yang dikenal dengan Model “What?” ini pada dasarnya terdiri dari 3 bagian, namun dapat dikembangkan dengan berbagai variasi bergantung pada pertanyaan detail yang dipilih.
1) WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)
- Apa yang terjadi?
- Apa yang saya lihat/dengar/alami?
- Apa reaksi saya pada saat itu?
- Apa yang orang lain lakukan pada saat peristiwa itu terjadi?
2) SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)
- Bagaimana perasaan saya pada saat peristiwa itu terjadi?
- Apakah yang saya rasakan sama/berbeda dengan orang yang mengalami kejadian yang sama?
- Apakah saya masih merasakan perasaan/dampak yang sama jika dibandingkan dengan perasaan/dampak langsung setelah peristiwa?
- Kecenderungan apa yang saya amati dari diri saya ketika menghadapi peristiwa serupa?
- Mengapa saya bisa memiliki kecenderungan tersebut?
- Setelah mengalami peristiwa tersebut, apa hal yang berubah dari pendapat, pemikiran, atau apapun yang Anda yakini sebelumnya?
3) NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)
- Apakah kejadiannya akan berbeda jika pada saat itu saya mengambil langkah yang berbeda?
- Di mana saya bisa mendapatkan informasi tambahan agar bisa siap ketika menghadapi peristiwa serupa di masa depan?
- Dukungan apa yang saya butuhkan agar bisa menindaklanjuti refleksi saya?
- Bagian mana yang sebaiknya saya kerjakan lebih dulu?
- Setelah Anda melakukan pembelajaran ini, apa hal baru yang ingin Anda bagikan kepada rekan atau lingkungan Anda?

Model 3: Segitiga Refleksi
Silakan identifikasi pada segitiga di bawah ini mengenai apa yang Anda pelajari dari pembelajaran hari ini. Anda boleh membuatnya dalam bentuk Ms. Word, Ms. PowerPoint, atau menggambarkannya kemudian memfoto dan menguploadnya di LMS.

Model 4: Connection, Challenge, Concept, Change (4C)
Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:
1) Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?
2) Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?
3) Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?
4) Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

Model 5: Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Reconstructing (5R)
Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri dari langkah-langkah berikut:
1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang terjadi
2. Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung.
3. Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.
4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.
5. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.

Model 6: Six Thinking Hats (6 Topi Berpikir)
Model Six Thinking Hats (6 Topi Berpikir) diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Keenam topi tersebut berikut penggunaannya dalam jurnal refleksi adalah:
1) Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini.
2) Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.
3) Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.
4) Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.
5) Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.
6) Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Model 7: Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)
Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Untuk membuat refleksi model ini, tulislah penjabaran dari pertanyaan panduan berikut:
  • Description: Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (what/ apa, who/ siapa, where/ di mana, when/ kapan, why/ mengapa, dan how/ bagaimana);
  • Examination: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/ rencana yang telah dibuat sebelumnya;
  • Articulation of Learning: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang.

Model 8: Gaya Round Robin
Berikut panduan pertanyaan untuk membuat refleksi model ini:
1) Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya?
2) Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
3) Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan.


Model 9: (Papan Cerita Reflektif / Reflective Storyboard)
Anda boleh menggambarkannya di sebuah kertas kemudian memfoto dan menguploadnya di LMS.

Model 10: Komunikasi, Koordinasi, Konsultasi, Kolaborasi, Koherensi, Konfigurasi, Korelasi, Koneksi, Kompetensi, dan Kompetisi (10 KO-SI)


#rangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar